Thursday 20 June 2013

Tentang jilbab



Tentang jilbab di layar kaca kita

Jum'at, 12 Sya'ban 1434 H / 21 Juni 2013 07:21
Tentang jilbab di layar kaca kita
Oleh: Maulana Yusuf
Mahasiswa STID Mohammad Natsir
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
***
(Arrahmah.com) – Percayakah anda bahwa “jilbab” kini bisa jadi senjata juga bagian dari ghazwul fikri (perang pemikiran) ?. mungkin bagi sebagian kita akan mempertanyakan bagaimana mungkin? bukannya ghazwul fikri itu justru menjerumuskan wanita agar tidak menutup aurat ?
Tapi jangan salah, coba saja anda perhatikan layar televisi akhir-akhir ini. menjelang Bulan Ramadhan sudah bertaburan sinetron-sinetron yang bermodalkan akting “jilbab” dan kalimat “Assalamu’alaikum..” seolah-olah tontonan yang Islami, tapi inti jalan ceritanya tiada lain tiada bukan justru merusak generasi muda Islam.
“berjilbab” tapi pacaran, “berjilbab” tapi berikhtilat dengan lawan jenis, jalan berduaan, pegang-pegangan tangan, saling berpandangan dan segudang budaya rusak anak pacaran yang sekali lagi merupakan budaya yang bersebrangan dengan nlai-nilai Islam, bahkan menghancurkan generasi Islam.
Ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok untuk membungkus isi tayangan yang sebenarnya rusak seolah layak untuk ditonton karena bernuansa “Islami”.
lebih parahnya lagi, ada sinetron yang para pelakonnya bergama Nasrani/Non Islam malah berperan sebagai pemuda muslim dan pemudi muslimah dengan mengenakan koko, peci serta berjilbab. Sableng!
Yang perlu menjadi perhatian kita, jangan kita mudah memberikan rasa peduli dan dukungan terhadap “sesuatu yang berjilbab” dengan alasan Syi’ar.
kalau konteks jilbab seperti sebgaimana yang disebutkan diatas, apa faedahnya? apa manfaatnya? toh yang ada justru secara tidak langsung melecehkan syariat dan tata cara berjilbab yang syar’i. Secara tidak langsung juga mengajarkan kepada generasi muda yang berjilbab khususnya, bahwa dengan berjilbab kita masih tetap bisa pacaran, masih tetap bisa gaul bareng temen-temen cowok, masih bisa tebar pandangan bahkan di areal masjid sepulang sholat terawih.
begitupun dalam konteks Fatin Shidqia Lubis dengan acara X-Factor-nya, jangan hanya karena berjilbab justru semakin didukung untuk kontes biduan semacam itu. Apa makna yang ingin digapai ? syi’ar-kah? syi’ar versi apa jika dikombinasikan dengan event dan lingkungan karir semacam itu? bagaimana jika dukungan terhadap Fatin justru membuat pola fikir remaja muslimah yang berjilbab jadi “kepingin” ikut-ikutan jadi biduan seperti Fatin yang bahkan dapat dukungan dari MUI?. Remaja muslimah seolah secara tidak sadar dibredeli nilai-nilai jilbabnya. Berjilbab tapi berlenggak-lenggok dipanggung, berjilbab tapi mendayu-dayu diatas panggung.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Dalam kasus Fatin dengan acara X-Factornya yang mendapat dukungan dari MUI hanya lantaran berjilbab, jujur memang saya pribadi penulis belum pernah menonton sama sekali acara tersebut. Bahkan penampilan Fatin seperti apa di panggung X-factor saya tidak tahu. Tapi, kalau memang alasan syi’ar, tolong jawab pertanyaan saya, lagu apa yang Fatin nyanyikan diatas panggung X-factor? lagu-lagu bernuansa “da’wah”-kah?? atau lagu-lagu percintaan model anak-anak alay (norak) zaman sekarang? lalu dimana letak “syi’ar-nya”??
Menurut penulis, didalam menyikapi kasus Fatin Shidqia Lubis di acara X-Factor tersebut, seharusnya MUI bukan malah memberi dukungan, tapi memberi nasehat yang intinya seperti ini:
“Nak, ajang nyanyi-nyanyi seperti ini bukan budaya kita sebagai umat Islam, terlebih kondisi adik yang berjilbab, Di habitat seperti ini bertaburan syubhat dan maksiat yang mengelilingi, engkau adalah wanita, yang rapuh dan mudah terbawa perasaan bahkan tidak menutup kemungkinan engkau terjerumus dan terbawa arus maksiat yang besar di tempat ini. Lebih baik, carilah jalan lain yang dapat semakin mendekatkanmu pada Allah, yang dapat benar-benar membentukmu dan menjadikanmu seorang Muslimah yang penuh cinta kepada Allah, dan Allah-pun cinta kepadamu. Yang dapat menjadikanmu perhiasan yang paling berharga di dunia ini, yang memuliakanmu sebagai wanita yang sesungguhnya, menjadikanmu wanita yang sholehah. Tinggalkan lingkungan semacam ini yang hanya membahayakan akhlak dan agamamu, karena kemuliaan dirimu bersama agamamu, sungguh takkan dapat kau tukar dengan apapun. Apalagi hanya sebatas gemerlapnya popularitas dan limpahan materi yang berlimpah.
bahkan kabar terakhir menyebutkan, bahwa ternyata MUI menyesali sikap fatin yang dulu pernah didukung oleh MUI, kin malah turut mendukung terselenggaranya acara kontes Miss World di Indonesia, yang padahal umat Islam bahkan MUI tengah bersusah payah berjuang agar kontes Miss World di Indonesia tidak dilaksanakan karena menodai citra Indonesia khususnya kaum muslimin yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Ini menunjukkan, sang ikon jilbab yang dulu didukung terus untuk berkiprah di tempat karir yang rusak seperti itu, telah benar-benar cepat atau lambat tak mampu menghalau derasnya gelombang maksiat dan pola pikir yang ada di habitatnya tempat ia memulai karir dan popularitasnya.
kedepan, semoga kita semakin berhati-hati didalam menyikapi persoalan sosial yang timbul ditengah-tengan masyarakat. Bukan hanya berdasarkan tampilan, perasaan baik, dan semangat yang menggebu tanpa dituntuntun dengan dalil. tapi timbanglah kesemua itu berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan As-sunnah yang Shahih dengan pemahaman Salafush shalih. Agar kita tidak terjebak akan propaganda musuh-musuh Islam didalam merusak moral generasi Islam dengan cara-cara halus, yang bahkan mungkin kita tidak menyadarinya hanya karena kita terlupa karena menilai sesuatu berdasarkan semangat dan perasaan kita saja..
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
” تركت فيكم أمرين ، لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما : كتاب الله وسنتي “[رواه مالك بإسناد حسن].
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku” (HR. Malik dengan Sanad Hasan)
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik generasi adalah generasi saat aku diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka”
Dan yang paling mendesak memang, umat islam khususnya di indonesia sangat butuh media televisi yang benar-benar dapat membentuk kepribadiannya menjadi seorang muslim yang sebenarnya, pribadi muslim yang taqwa, yang bertauhid, cinta akan sunnah dan cinta akan nilai-nilai Islam untuk diterapkan dalam kehidupannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada ummat ini untuk dapat mewujudkan itu semua.
Wallahu A’lam Bish Showab.
Bekasi, Rabu 19 Juni 2013
 (samirmusa/arrahmah.com)

Thursday 6 June 2013

Generasi Muda Inggris



Generasi Muda Inggris Dukung Muslimah Berjilbab

Diposkan oleh Admin BeDa pada Rabu, 27 Juli 2011 | 08.00 WIB

Generasi Muda Inggris Dukung Muslimah Berjilbab - Mayoritas generasi muda Inggris menerima keberadaan komunitas Muslim dan mempersilakan pemakaian jilbab di sekolah. Demikian hasil jajak pendapat University of Warwick.

Dari jajak pendapat yang melibatkan 10 ribu pelajar berusia 13-15 tahun itu, didapatkan kesimpulan bahwa 79 persen remaja Kristen mendukung Muslimah harus diizinkan untuk memakai jilbab di sekolah. Sedangkan dukungan dari kalangan Kristen abangan mencapai 59 persen, sementara yang tidak beragama 60 persen.

Bahkan, terkait dengan pemerian izin pemakaian burqa, 60 persen remaja Kristen mendukung bahwa sekolah harus mengizinkan. Remaja Kristen abangan yang mendukung 52 persen, sedangkan dukungan remaja yang tidak beragama mencapai 51 persen.

Riset Pendidikan dan Agama pada University of Warwick Profesor Robert Jackson menyimpulkan hasil jajak pendapat menunjukkan masyarakat Inggris mulai menerima kehadiran komunitas Muslim kendati masih terdapat konflik dalam skala kecil yang menunjukkan permusuhan.

Hal positif lain yang terungkap dari jajak pendapat itu adalah, dengan adanya komunitas muslim, remaja Kristen yang semula tidak merasa memiliki identitas agama menjadi tertarik untuk mendalami keyakinannya sekaligus mempelajari agama lain.

“Kehadiran komunitas Muslim membuat mereka memiliki kesempatan untuk belajar tentang keimanan mereka dan keyakinan agama lain,” papar Jackson seperti dilansir ConventryTelegraph.co.uk, Selasa (27/7). [AN/Rpb]

Hari Solidaritas Jilbab Internasional



Hari Solidaritas Jilbab Internasional

Diposkan oleh Admin BeDa pada Selasa, 04 September 2012 | 08.00 WIB


 
Delapan tahun lalu, tokoh-tokoh Islam di seluruh Eropa menggelar konferensi di London, Inggris. Dihadiri 300 delegasi dari 102 organisasi serta ulama internasional seperti Syaikh Yusuf Qardhawi, konferensi itu digelar untuk mendukung jilbab, sebagai reaksi atas keputusan pemerintah Perancis yang melarang jilbab di lembaga-lembaga pendidikan dan institusi publik.

Konferensi menghasilkan keputusan membentuk Assembly for the Protection of Hijab (Majelis untuk Perlindungan Jilbab) dan mendeklarasikan tanggal 4 September sebagai International Hijab Solidarity Day (Hari Solidaritas Jilbab Internasional).

Sejak 2004 itu, tanggal 4 September diperingati sebagai Hari Solidaritas Jilbab Internasional. Semangatnya adalah dukungan kepada muslimah untuk berjilbab serta pembelaan hak mereka untuk berjilbab tanpa larangan.

Nyatanya, selain Perancis, ada sejumlah negara lainnya yang juga melarang jilbab. Namun para muslimah yang komitmen dengan Islam memilih mempertahankan jilbabnya meskipun dengan berbagai resiko yang dihadapinya.

Belgia menjadi negara Eropa kedua yang melarang jilbab setelah Perancis. Pemerintah negeri itu membuat ketentuan baru melarang pemakaian jilbab di sekolah negeri. Tak lama setelah larangan itu diumumkan pada Oktober 2011, ratusan remaja muslimah menggelar demonstrasi di Brussel, ibu kota Belgia, menentang larangan berjilbab.

Di Uzbekistan, larangan jilbab masih diberlakukan. Larangan sejak 2008 itu semakin diperketat pada triwulan pertama tahun ini. Bahkan, warga yang ketahuan menjual jilbab di pasar-pasar pun diancam denda dan disita produknya.

Selain pelarangan oleh pemerintah, tantangan berjilbab juga datang dari intitusi perusahaan, sekolah atau individu. Tak sedikit muslimah yang menjadi korban islamophobia seperti itu.

Salah satunya adalah Marwa El-Sharbini. Ia adalah muslimah keturunan Mesir yang tinggal di Jerman. Gara-gara mengenakan jilbab, apoteker kelahiran 7 Oktober 1977 itu disebut "teroris" oleh Alex W, warga Jerman keturunan Rusia. Marwa mengajukan gugatan ke pengadilan atas penghinaan itu. Ketika pengadilan digelar tanggal 1 Juli 2009 di Dresden, Alex menikam Marwa. Tim medis tak berhasil menyelamatkan Marwa. Ia pun menjadi syuhada pada hari itu. Media Mesir marah atas insiden itu dan mereka memberikan gelar kepada Marwa sebagai "syuhada jilbab." Selanjutnya, 1 Juli diperingati sebagai Hari Jilbab Internasional (International Hijab Day).

Di Indonesia, di negeri kita tercinta, tantangan berjilbab relatif lebih ringan. Meskipun ada sejumlah kasus larangan jilbab oleh pihak-pihak tertentu seperti kasus Geeta International School, sejumlah perusahaan dan rumah sakit, kasus-kasus itu bisa diselesaikan setelah mencuat ke publik.

Maka dengan kebebasan yang ada, apa lagi yang menghalangimu, wahai saudariku muslimah, untuk berjilbab? Bukankah pemerintah tak pernah menghalangimu berjilbab?

Mungkin kau menjawab: nanti kalau sudah dapat hidayah.
Bukankah hidayah Allah sudah memanggilmu? tinggal engkau mau menyambut hidayah itu atau menundanya. Dan siapakah yang menjamin usiamu saat kau menunda-nunda menyambut hidayah itu?

Mungkin kau menjawab: kalau aku berjilbab, nanti susah kerja?
Bukankah Allah yang Maha Pemberi Rezeki? Dan sekarang instansi pemerintah tak melarang PNS berjilbab. Pun, sangat banyak perusahaan dan lembaga pendidikan yang memperbolehkan karyawannya berjilbab. Apalagi jika engkau menjadi enterpreneur muslimah atau berwirausaha tanpa keluar rumah, kau bebas menentukan aturannya.

Mungkin kau menjawab: yang penting hatinya "berjilbab"
Bukankah tanda hati yang "berjilbab", hati yang baik, adalah taat pada perintahNya? Salah satunya adalah jilbab. Tak perlu menunggu menjadi muslimah yang sempurna baru berjilbab, tetapi berjilbablah dan secara bertahap kita memperbaiki kualitas diri dan akhlak kita. Insya Allah ketaatan kita akan mengundang kebaikan-kebaikan berikutnya.

Selamat hari solidaritas jilbab internasional.

Apa Arti Jilbab Bagimu?



Muslimah, Apa Arti Jilbab Bagimu?

Redaksi – Kamis, 27 Rajab 1434 H / 6 Juni 2013 14:48 WIB
muslimah di rusia
Jilbab ini tak sekedar penutup kepala karena rambut yang jelek
Jilbab ini tak sekedar penutup kulit yang hitam atau coklat karena
termakan iklan pingin berkulit putih
Jilbab ini tak sekedar penutup kaki yang tidak panjang semampai
Jilbab ini tak sekedar ingin ikut-ikutan tren karena banyak artis berjilbab
Jilbab ini tak sekedar karena beli bahan kepanjangan mau buat apa sisanya
Jilbab ini bukan dipakai karena memang terpaksa karena instansi tempat
kita belajar atau bekerja mengharuskan kita untuk berjilbab
Jilbab ini dipakai bukan karena ingin mencari perhatian lawan jenis agar dinilai alim …
Muslimah, lebih dari itu semua, ketahuilah bahwa di antara kasih sayang Allah terhadap kaum wanita adalah tidak mengabaikan hal-hal yang dapat menjadi kemaslahatan bagi mereka kecuali menganjurkannya dan memerintahkannya, dan tidak membiarkan apapun yang membahayakannya kecuali memperingatkannya dan menghindarkannya dari mereka.
Muslimah, bentuk kasih sayang Allah kepada kaum perempuan adalah memerintahkannya supaya mengenakan hijab yang syar’i jika ia telah mencapai usia baligh dan lebih banyak menetap dirumah. Allah berfirman dalam QS. Al-Ahzab 33, “Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahli bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
Juga dalam QS. An-Nuur 3, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anaka-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”
Juga dalam QS. Al-Ahzab 59, “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka tidak diganggu. Dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Bagi saudari-saudariku yang sudah mengenakan pakaian muslimah tentu sudah tidak asing lagi dengan ayat-ayat diatas, bukan maksudku untuk meremehkan kalian semua dalam hal ini, akan tetapi aku tuliskan kembali semua ini sekedar untuk mengingatkan kembali tentang semangat kita semua dalam berpakaian mauslimah yang syar’i, karena di zaman yang serba modern saat ini bukanlah hal mustahil jika kita bisa saja tergoda oleh buaian dunia sehingga jauh dari aturan-aturan syariat. Naudzubillah. Tak terkecuali diriku. Semoga kita terhindar dari itu semua. Aku yakin, dengan saling mengingatkan di antara kita, Insya Allah akan menambah keimanan kita .
Teruntuk saudariku yang belum terketuk hatinya untuk mengenakan jilbab syar’i semoga dapat menambah wawasan dan menambah keyakinan bahwa tak ada kerugian ketika kita menaati apa yang Allah perintahkan. Saya dan muslimah lain mendoakan semoga kalian diberikan hidayah-Nya. Dan juga para lelaki, para suami maupun calon suami, sudah kewajiban Anda untuk juga tahu akan hal seperti ini karena Anda adalah pemimpin/calon pemimpin dalam keluarga yang tentunya anda mempunyai istri atau anak-anak perempuan yang menjadi tanggung jawab Anda untuk senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan nantinya pasti dimintai pertanggungjwaban.
Saudariku sudah selayaknyalah kita memudahkan orang-orang yang bertanggung jawab, karena kesadaran kita sendiri untuk berjilbab karena kita tahu kita lebih takut kepada Allah.
Saudariku, lalu sebenarnya hijab yang wajib dikenakan itu seperti apa?
  1. Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan
  2. Tebal dan tidak transparan
  3. Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya
  4. Longgar tidak menggunakan wangi-wangian
  5. Tidak menyerupai kaum laki-laki
  6. Tidak berbusana seperti wanita non-muslim
  7. Tidak mencolok
Saya hanya menuliskan poin-poinnya saja. Selanjutnya Anda bisa mengakses lewat buku-buku, salah satunya yang berjudul “Pakaian Wanita Muslimah” karya Syaikh Utsaimin. Saudariku, sudahkah kita, istri kita, anak-anak kita nantinya, saudara perempuan kita berjilbab sesuai syariah? Mari senantiasa perbaiki niatan kita dan juga busana kita sehingga ketika kita berpakaian tidak hanya sekedar ikut tren tapi juga berniat melaksanakan perintah Allah yang menuai pahala.
Saudariku, semoga tulisan sederhana saya ini bisa kembali mengingatkanku dan kalian semua. Dakwah tidak sekedar berkata akan tetapi butuh suri tauladan. Semoga kita bisa mengikuti suri tauladan yang baik, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh-Nya untuk menapaki dinul Islam. Amiin

Wednesday 29 May 2013

Belgia Mencabut Larangan Berjilbab



Akhirnya Belgia Mencabut Larangan Penggunaan Jilbab di Area Publik

Redaksi – Rabu, 19 Rajab 1434 H / 29 Mei 2013 19:45 WIB

muslimah belgia

Akhirnya Belgia mencabut larangan pemakaian Jilbab yang telah berlaku sejak enam tahun yang lalu , yang memungkinkan pegawai negeri untuk mengenakan pakaian keagamaan, membuat komunitas Muslim bernafas lega.
“Ini adalah titik balik bersejarah bagi minoritas etnis dan budaya (Muslim),” kata Naima Charkaoui, direktur Forum Minoritas, kepada Reuters pada Selasa, 28 Mei.
Kota Ghent,  kota terbesar ketiga di Belgia , telah melarang pemakaian jilbab pada tahun 2007 setelah partai sayap kanan mendominasi dewan kota.
Larangan itu telah mencegah perempuan Muslim berjilbab untuk berada di pelayanan publik dan di kantor balai kota.
Sebuah larangan jilbab ditempat umum juga diperkenalkan pada tahun 2007 di kota kedua terbesar , Antwerpen Belgia.
Tapi larangan itu telah mendorong tuntutan dari warga Muslim  untuk menghapus larangan untuk memakai apa yang mereka inginkan.
Lebih dari 10.000 penduduk Muslim , atau sekitar lima kali dari jumlah minimal yang dibutuhkan untuk menyerukan petisi, untuk meminta pencabutan larangan jilbab.
Aksi warga ini diselenggarakan oleh Forum kelompok Minoritas.
Petisi ini disampaikan ke dewan kota, dan masalah ini diperdebatkan sengit selama empat jam sampai senin tengah malam.
Setelah perdebatan panjang, 29 dari 51 anggota dewan kota memutuskan untuk membatalkan larangan mengenakan simbol-simbol agama atau politik untuk pegawai publik.
Pelarangan Jilbab di Eropa dimulai oleh Prancis , Negara itu melarang pemakaian jilbab di tempat umum pada tahun 2004.
Beberapa negara Eropa telah mengikuti kebijakan Perancis, di tengah perdebatan yang mencuat di negara-negara lain tentang busana  muslim khususnya jilbab. (OI.Net/Dz)

Wednesday 15 May 2013

Model Muslimah Life Style Versus ‘Ketelanjangan’ Life Style

Redaksi – Selasa, 26 Jumadil Akhir 1434 H / 7 Mei 2013 18:43 WIB
Islamisches Modemagazin Ala

Kini semarak Majalah muslimah di Turki untuk membantu wanita Muslim mengikuti gaya fashion terbaru sekaligus menjaga ajaran Islam mereka semakin bersinar.
“Cosmopolitan, Elle, Vogue, Marie Claire, itu semua berbicara tentang seks dan bagaimana caranya wanita bertelanjang,” kata Ibrahim Burak Birer, 31 tahun , ia  memulai penerbitan majalah fashion Muslimah tersebut , berbicara kepada  majalah Daily Mail.
Ia kecewa dengan banyaknya gambar bugil di majalah fashion yang beredar di negeri muslim, Birer memutuskan untuk membuat sebuah majalah tandingan dan siap bertarung dengan konsep sekuler yang menghubungkan model  fashion dengan ‘ketelanjangan’.
Dengan temannya, Mehmet Volkan Atay, 32 tahun, mereka  menciptakan majalah Muslimah ‘Ala’ , sebuah majalah  fashion Muslimah. Nama majalah, yang berasal dari era kekhalifahan Ottoman, yang berarti “yang paling indah  dari yang indah.”
Majalah mode ini digambarkan oleh majalah Jerman Radikal kanan sebagai “Vogue yang Berjilbab”.
Hijab,  pakaian muslimah wajib dalam Islam, selalu menjadi isu yang sangat krusial di Turki modern, di tengah tekanan oposisi elit sekuler, termasuk jenderal, hakim dan rektor universitas.
Jilbab masih dilarang di gedung-gedung publik, universitas, sekolah dan gedung-gedung pemerintah di Turki setelah kudeta militer tahun 1980.
Pernah pada tahun 2007, Emine Erdogan, istri Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, telah dilarang memasuki sebuah rumah sakit militer karena ia  menolak untuk melepas jilbabnya.
Ahamdulillah pada bulan September 2010, Dewan Pendidikan Tinggi memerintahkan Universitas Istanbul, salah satu universitas terbesar, untuk mengakhiri larangan jilbab. Aturan baru ini merembet ke hampir semua universitas di Turki.
Untuk Birer, majalah ini membantu wanita Muslim mengambil pakaian yang syar’I dan modis sambil meningkatkan iman mereka.
“Kami tidak memiliki pengalaman dengan majalah sebelum itu. Kita mencoba saja memasarkan konsep ini, “kata Atay kepada  SpiegelOnline.
Dengan baru hanya 6 ediisi,  majalah ini telah begitu sukses dan sirkulasi oplah meningkat beberapa kali.
Saat ini, kami memiliki sirkulasi 30.000 eksemplar  , dan sekitar 5.000 eksemplar dikirim ke luar negeri.
“Bila ada keyakinan iman, secara otomatis akan ada gaya hidup Muslim,” jelas Atay.
Dalam suasana perubahan di Turki menuju Islami, maka pemakaian jilbab pun semakin banyak , majalah fashion untuk wanita berkerudung menjadi model yang digemari masyarakat Turki.
“Kami tidak percaya bahwa perempuan muslimah harus mengasingkan diri,” kata Atay. “Bahkan wanita bercadar pun memiliki hak untuk berbusana indah.” Tutupnya. (OI.net/Dz)


Saturday 4 May 2013

Saya Yang Memakai Jilbab, Kok Jadi Masalah Buat Anda?

Saya Yang Memakai Jilbab, Kok Jadi Masalah Buat Anda?


Redaksi – Sabtu, 23 Jumadil Akhir 1434 H / 4 Mei 2013 12:53 WIB
1 1Oleh Aisha Aijaz
Saya seorang wanita, dan diriku bukan komoditas seksual, Aku seorang manusia seperti kamu juga. Tapi aku juga seorang yang berjilbab , dan ketahuilah jilbab adalah identitasku, itu  terkait dengan keyakinan saya.
Aku tidak berjilbab di usia muda,  aku berjilbab juga tidak atas perintah dari seorang ayah yang menekan. Saya memakai jilbab terdorong ketika saya  menjelajahi pesan Allah yang  telah saya baca sejak kecil, melalui pemahaman dan pengkajian dengan bantuan ulama ,sehingga  saya mengerti apa yang dimaksud dengan jilbab . Saya yakin dan senang memakainya. Karena saya tahu pentingnya memakai jilbab jelas terhubung ke keyakinan saya pada Allah .
“Saya percaya pada Allah dan firman-Nya, aku mencintai Nabi Muhammad dan bagi saya karakter Aishah dan Fatimah adalah model muslimah bagi saya.
Jilbab adalah bagian dari kepribadian saya ,  seperti kippah untuk Yahudi dan Kristen. Jilbab adalah pesan perdamaian yang yang saya pakai dengan bangga. Biarkan dunia tahu bahwa saya melakukan yang terbaik untuk menjaga kesucian saya dan mentaati Tuhanku. Ini adalah refleksi bahwa saya bukan budak dari industri kapitalistik perusahaan yang membungkuk pada eksploitasi wanita telanjang untuk menjual segala sesuatu dari rokok hingga mobil mewah.
Jilbab memberi saya kebebasan, kebebasan dari dinilai dari warna kulit dan detail bentuk tubuh. Saya bebas dari belenggu beberapa orang yang biasa mengevaluasi wanita sesuai dengan panjang  pendek roknya , dari kejenjangan leher nya, kecerdasan dan karakter karakter yang tak perlu dinilai orang lain
Jilbab adalah bagian dari kepribadian saya , lalu kenapa Kristen dan Yahudi takut dengan ‘Jilbab’?
Dengan hanya sepotong kain di kepala saya, saya merasa diberdayakan sebagai seorang wanita. Tapi bagian dari masyarakat saya tampaknya memiliki masalah dengan itu. Beberapa orang berpaham liberal menyebut jilbab sebagai  alas serbet “meja makan “. Dan saya bertanya-tanya kenapa  dunia takut hanya dengan “Jilbab” , aku bertanya-tanya?
1 1Apa pembunuh ukhti Marwah Al Sherbini takut akan ‘Jilbab’ ?  Marwah  saat itu berusia 32 tahun, ia seorang apoteker, dan sedang hamil  tiga bulan, ia seorang isteri yang penuh kasih dan seorang ibu dari anaknya yang berusia dua tahun, apakah ia menjadi ancaman bagi dunia? Oh, kenapa anda sebut ia sebagai pelacur, teroris dan layak ditusuk 18 kali hingga tewas di depan umum di pengadilan Jerman ?
Apakah ‘Jilbab’ menjadi  ancaman terbesar dalam masyarakat Eropa, seperti Perancis dan Negara lainnya yang melarangnya? Pikirkan!
Cobalah anda  melihat, beberapa wanita yang sangat sukses di Barat yang beralih ke Islam dan memilih untuk menutupi tubuh mereka dengan jilbab, mereka semua memiliki kerendahan hati dan telah menemukan kedamaian.
1 1Saya mengutip Yvonne Ridley, seorang jurnalis wanita yang memeluk Islam tahun yang lalu:
‘Baju saya akan memberitahu Anda bahwa saya seorang Muslimah dan saya berharap akan diperlakukan dengan hormat, seperti dihormatinya seorang bankir Wall Street yang akan mengatakan bahwa setelan jasnya mendefinisikan dirinya sebagai seorang eksekutif kelas atas. ”
Berpikirlah  secara rasional dan putuskan! Mengapa saya yang pakai jilbab, kok jadi masalah buat anda? (Bahasa sininya, ‘Kenapa gue yang make Jilbab, kok masalah buat elo? )